Keselamatan Kesehatan Kerja pada Pengelolaan Sampah
Kata sampah bukan merupakan hal asing yang kita dengar di telinga kita. Sampah selalu menimbulkan kesan negatif. Masalah persampahan juga tak pernah selesai dengan urusan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA). Pemilahan sampah pun belum dilakukan dari sumbernya. Pengangkutan sampah masih menggunakan truk terbuka dan petugas pengelola sampah tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Kasus pencemaran sungai akibat pembuangan sampah yang diberitakan pada media televisi yang akibatnya menimbulkan penyakit diare pada masyarakat yang terdampak.
Melihat dari sejumlah permasalahan di atas maka tepatlah penulisan pada blog ini mengangkat keselamatan kesehatan kerja pada pengelolaan sampah.
Mengapa keselamatan kesehatan kerja menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah?
Jawaban:
1. Karena menjadi kebutuhan dan hak tenaga kerja.
2. Mendambakan tempat kerja yang sehat, aman dan produktif.
3. Mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja oleh manajemen.
4. Persyaratan perdagangan global.
5. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan komitmen global.
Apa sajakah ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pengelolaan sampah:
Pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)
contoh: ergonomi pada pekerja kantoran dan sektor informal seperti pada gambar di bawah ini.
Manajemen risiko keselamatan pada pengelolaan sampah dimulai dari sektor hulu ke hilir dengan berkolaborasi pada instansi terkait misalnya: puskesmas memiliki tenaga pembimbing keselamatan kerja. Sektor hulu petugas pengangkut sampah mendapatkan pelayanan edukasi, mendapatkan sarana dan prasarana memadai dan analisa risiko pekerjaan. Sektor hilir petugas TPA dan pemulung mendapatkan layanan edukasi keselamatan kerja, tersedianya buku pedoman K3 dan mendapatkan sarana prasarana K3. Masyarakat yang tinggal di sekitar TPA perlu mendapatkan edukasi dan perlindungan K3.
Penulis,
Dahlia, SKM
Comments