Pengendalian Vektor Malaria di Pesisir Pantai

 


Dokumentasi pribadi

Sabtu, 30 Oktober 2021, aku mengikuti webinar nasional Pengendalian Vektor Malaria di Pesisir Pantai dari undangan grup. Aku menghadirinya tepat pukul 9.00 WIB. Aku siapkan buku dan pena untuk mencatat hal penting yang disampaikan narasumber. Webinar kali ini berbeda karena fokus memaparkan pengendalian vektor malaria dengan narasumber pakar di bidangnya. Pemaparan pertama dijelaskan sejarah vektor malaria di pesisir pantai pada zaman penjajahan Belanda. Penyakit malaria ditemukan pertama kali di Batavia utara sekarang bernama Jakarta pada lingkungan pesisir pantai payau (1875). Habitat air payau sangat disukai nyamuk Anopheles untuk berkembangbiak dan menulari penyakit malaria. Berbagai penelitian pun dilakukan para ilmuwan Belanda untuk menemukan species nyamuk Anopheles dan penanggulangan wabah malaria dengan tepat. Ada dua jenis vektor species malaria yang dikonfirmasi Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus pada lingkungan pesisir pantai.




Dokumentasi pribadi

Pengendalian vektor malaria pertama yang sudah dilakukan berupa Species Sanitation. Species sanitation merupakan upaya mengubah habitat nyamuk Anopheles pada lingkungan air payau. Lingkungan air payau merupakan habitat pada pesisir pantai yang disukai Anopheles sebagai tempat tinggalnya. Maka perlu dilakukan modifikasi lingkungan dengan membuat tanggul sepanjang garis pantai. 
 

Dokumentasi pribadi

Pengendalian vektor malaria berikutnya adalah Spacial Repellent. Metode ini telah diuji coba di Pulau Sumba oleh lembaga Biomolekuler Eijkman. Namun belum diterapkan saat ini. Prinsip Spacial Repellent adalah mengusir nyamuk Anopheles di dalam rumah dengan menggunakan senyawa kimia yang mudah menguap. Hal ini berbeda dengan penyemprotan nyamuk sehari-hari yang kita lakukan atau penggunaan lotion anti nyamuk pada kulit. Spacial Repellent digunakan dengan cara digantung dalam rumah selama sebulan. Nyamuk akan terusir karena mencium aroma senyawa kimia. Jadi, pada prinsipnya, kita hanya mengusir nyamuk dan tidak membunuh nyamuk Anopheles dewasa melalui penerapan metode Spacial Repellent.


Dokumentasi pribadi

Pengendalian vektor malaria terakhir yang dipaparkan adalah penggunaan nanosilver dalam insektisida yang digunakan. Studi lapangan telah dilakukan dan menghasilkan konsentrasi nanosilve sebesar 1-1,5 gr/liter nanosilver efektif untuk membunuh nyamuk Anopheles dewasa di Purworejo. Namun penggunaan nanosilver perlu dilakukan secara hati-hati karena berdampak pada sistem pernafasan manusia. Uji efikasi sintesis senyawa kimia organofosfat dan karbamat masih terus dilakukan.


Dokumentasi pribadi

Pemahaman jenis vektor Anopheles yang baik dan benar akan membantu untuk menentukan kapan dan dimana kasus malaria terjadi serta penanggulangan vektor yang tepat dan sesuai.

Mari bersama-sama wujudkan lingkungan pesisir pantai yang bersih dan sehat!


Dokumentasi: Kementerian Lingkungan Hidup



Penulis,
Dahlia Lidia Silitonga


Comments

Popular posts from this blog

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!

Mimpi Punya Laptop Asus

Amazing animals