Mengamati Keajaiban Tumbuhan di bawah Kaca Pembesar
Sumber: Sherlock Holmes PngWing |
Pernahkan Saudara berpura-pura berakting menjadi detektif hebat?
Jika Saudara penggemar cerita detektif, mungkin Saudara teringat akan satu tokoh detektif terhebat sepanjang masa yang berasal dari Inggris.
Ya, dia adalah Sherlock Holmes!
Holmes menggunakan kaca pembesarnya untuk mencari petunjuk penting guna memecahkan misteri yang dia temui. Kita juga memerlukan alat penting untuk digunakan mencari petunjuk terkecil: kaca pembesar atau lup. Kabar istimewanya adalah bahwa manusia di seluruh dunia menggunakan alat optik sederhana ini untuk segala macam tugas setiap hari terkhusus di sekolah.
Dengan menggunakan kaca pembesar di tangan, Saudara dapat menampilkan detail terkecil terlihat lebih besar dari aslinya jika diamati dengan mata. Kaca pembesar atau lup merupakan bentuk mikroskop dasar yang paling sederhana. Kaca pembesar terdiri dari lensa cembung tunggal yang memperbesar suatu objek jika didekatkan pada objek bersangkutan.
Pada tahun 1021, kaca pembesar pertama diciptakan oleh seorang ilmuwan bernama Alhazen. Sejak masa Alhazen inilah, prinsip kerja fisika optik telah menjadi landasan kemajuan besar dalam sains, khususnya biologi dan astronomi. Dewasa ini, kaca pembesar dapat digunakan untuk tugas-tugas sederhana, seperti memperbesar teks majalah yang kecil lebih mudah dibaca hingga tugas-tugas ilmiah yang kompleks, seperti mengamati organisme mikroskopis.
Selain kaca pembesar genggam sederhana, lensa pembesar memainkan peranan penting sebagai bagian dari perangkat optik lainnya dalam dunia sains, termasuk teropong, kamera, mikroskop, dan teleskop. Tanpa kemampuan memperbesar benda kecil, kita tidak akan belajar banyak mengenai benca kecil, seperti bakteri, mikroba, dan virus atau benda yang jauh, seperti bulan, bintang, dan galaksi.
Kaca pembesar membuat objek tampak lebih besar dari aslinya karena lensa cembungnya (melengkung keluar) membiaskan atau membelokkan sinar cahaya sehinga menyatu. Intinya, kaca pembesar berhasil menipu mata kita agar melihat suatu objek berbeda dari aslinya.
Kerja luar biasa kaca pembesar ini juga didukung oleh lensa hebat retina mata kita yang saling bekerja sama dengan baik. Ketika cahaya memantul dari suatu objek dan diterima oleh mata kita, sinar cahaya tersebut merambat sejajar satu sama lain. Ketika sinar-sinar cahaya melewati kaca pembesar, lensa cembung sengaja membelokkan sinar-sinar sejajar sehingga menyatu dan menghasilkan bayangan maya pada retina mata kita.
Gambar maya di retina mata tampak lebih besar dari objek sebenarnya karena prinsip geometri. Walaupun menggunakan kaca pembesar, mata kita menjelajahi sinar cahaya kembali dalam garis paralel ke gambar maya yang terbentuk. Karena bayangan maya lebih jauh dari mata kita dibandingkan dengan jarak objek maka objek terlihat lebih besar.
Dengan memiliki kaca pembesar pada genggaman tangan tak ubahnya menggenggam alat ponsel pintar. Ada dunia di sekitar kita yang biasanya tidak bisa kita lihat karena ukurannya yang sangat kecil.
Kaca pembesar adalah benda optik yang amat bagus untuk dibawa jalan-jalan keluar. Kita dapat menggunakanya untuk mengamati serangga, batu, dedaunan dan apa pun yang kita ingin lihat dan memerlukan perhatian. Cara kerjanya sangat sederhana kita mendekatkan kaca pembesar pada objek yang hendak kita amati.
Eksperimen sains di sekolah dengan memanfaatkan kaca pembesar menjadikan pembelajaran sains mengasyikkan dan bermakna. Murid-murid terlihat senang, penasaran dan terkaget-kaget mengamati keajaiban yang terjadi di bawah kaca pembesar. Pengalaman pertama murid-murid menggunakan kaca pembesar menjadikan pembelajaran sains menjadi hidup sepeti terlihat pada gambar di bawah ini.
Sumber: dokumentasi pribadi |
Comments