Dahlia's Writing

Foto: Ashira Tp. Bolon Rasanya tak ada manusia satu pun di dunia ini yang tak senang dengan hidup rukun. Rukun itu sesuatu yang di harapkan semua orang. Terkadang orang dewasa pun belajar rukun dari anak-anaknya.  Apa itu rukun? Menurut KBBI online, rukun adalah baik dan damai, tidak bertengkar. Menciptakan hidup rukun tentu harus dimulai dari dalam lingkungan keluarga. Anak-anak melihat teladan hidup rukun pertama dari orangtuanya. Karena itu penting sekali orangtua tidak bertengkar di depan anak-anaknya.  Hidup rukun di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat berarti mengamalkan sila ke-3 Pancasila. Dengan hidup rukun maka kita mewujudnyatakan Persatuan Indonesia. Hidup rukun juga perlu dilatih dan dibiasakan menerima perbedaan pendapat. Hidup rukun juga tercermin dari hubungan yang baik dan suka berdamai antara kakak beradik, ayah ibu, ayah atau ibu ke anak. Coba bayangkan kalau tidak ada kerukunan di dalam keluarga, pasti rumah terasa sangat menakutkan dan tidak nyaman bagi saudara

"Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau." Ada pemandangan tak biasa kala berolahraga jalan pagi di komplek perumahan. Aku mengamati perilaku sapi dan kambing. Gambar di atas adalah hasil jepretan sapi yang sedang sarapan rumput segar. Sebagai hewan memamah biak tentunya rumput menjadi santapan yang nikmat. Teringatlah aku akan mazmur raja Daud "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau." Tulisan mazmur sungguh menggembirakan hatiku. Janji Tuhan bahwa aku tak kan pernah berkekurangan.   Kemudian aku meneruskan langkahku, aku mengamati sepasang kambing berwarna hitam dan putih yang tengah beradu tanduk tampak pada gambar kedua di atas. Entah apa yang membuat kedua kambing itu terlihat tidak akur. Sementera teman-temannya terlihat santai bermalas-malasan bahkan ada kambing yang masih tertidur padahal matahari sudah mulai bersinar. Ada rasa iseng muncul dariku, aku berniat mengambil foto sapi pada gambar ketiga di atas. Tampaknya sapi-sapi ini terli

  sumber: detik.com Kata sampah bukan merupakan hal asing yang kita dengar di telinga kita. Sampah selalu menimbulkan kesan negatif. Masalah persampahan juga tak pernah selesai dengan urusan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA). Pemilahan sampah pun belum dilakukan dari sumbernya. Pengangkutan sampah masih menggunakan truk terbuka dan petugas pengelola sampah tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Kasus pencemaran sungai akibat pembuangan sampah yang diberitakan pada media televisi yang akibatnya menimbulkan penyakit diare pada masyarakat yang terdampak. Melihat dari sejumlah permasalahan di atas maka tepatlah penulisan pada blog ini mengangkat keselamatan kesehatan kerja pada pengelolaan sampah. Mengapa keselamatan kesehatan kerja menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah?  Jawaban: 1. Karena menjadi kebutuhan dan hak tenaga kerja. 2. Mendambakan tempat kerja yang sehat, aman dan produktif. 3. Mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja oleh manajemen. 4. Persyarat

  sumber: freepng Kembali ke sekolah di masa saat ini berbeda sekali suasananya dengan kembali ke sekolah zaman sebelum ada penyakit Covid 19 atau nama kerennya SARS CoV - 2. Masih teringat ketika bersekolah dahulu, masuk tahun ajaran baru, ibuku selalu menyiapkan perlengkapan sekolah seperti buku, alat tulis dan tas baru. Ibuku selalu mempersiapkan anak-anaknya dengan kebutuhan sekolah sebelum memulai pembelajaran di tahun ajaran baru. Memasuki tahun ajaran baru, aku pun memiliki tambahan teman baru, ruangan kelas baru, wali kelas baru dan tentunya semangat baru. Keadaan saat ini terbalik, anak-anak masih tetap melanjutkan pembelajaran online sama seperti semester sebelumnya. Pasti ada rasa jenuh dan rindu bertemu teman-teman sebaya. Apa yang direncanakan pembelajaran tatap muka pada semester baru pupus sudah. Peningkatan kasus Covid 19 secara signifikan dan bertambah ganas penyebaran penyakit Covid 19 menjadi pertimbangan baik pemerintah, orangtua dan sekolah untuk meneruskan pembela

  Penggambaran sila kelima padi dan kapas menunjukkan tujuan bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 mewujudkan masyarakat yang hidup adil dan makmur. Lambang sila kelima Pancasila terdiri dari padi dan kapas yang memiliki nilai filosofi. Padi dan kapas merupakan simbol dari kebutuhan pangan dan sandang bangsa Indonesia. Kebutuhan pangan dan sandang tanpa melihat kedudukan dan status sosial seseorang. Padi melambangkan makanan pokok sehari-hari bangsa Indonesia sedangkan kapas merupakan bahan dasar pembuatan pakaian. Kedua kebutuhan dasar tersebut haruslah terpenuhi bagi seluruh rakyat Indonesia. Penerapan nilai sila kelima Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat haruslah kita lakukan. Penerapan nilai Pancasila tersebut bisa berupa bersikap adil terhadap sesama, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain serta ikut serta dalam kegiatan kerja bakti. Dengan bersikap adil maka akan terbentuk pemerataan distribusi pangan. Dengan bekerja bakti tentunya pekerjaan m

Hari Sabtu pada tanggal 26 Juni 2021, saya berkesempatan mengikuti workshop presentasi interaktif bersama AISEI, PSSDM dan Kelas Kreatif. Saya mendaftar dan masuk grup untuk mengetahui informasi segala hal mengenai workshop tersebut. Motivasi mengikuti workshop tersebut tak lain karena saya tertarik dengan aplikasi yang digunakan. Saya ingin memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan aplikasi baru selain menggunakan Canva supaya metode pengajaran kepada siswa lebih bervariasi, interaktif dan menyenangkan. Saya membaca pesan dari grup tersebut kemudian saya mengikuti langkah demi langkah. Mulai dari mendaftar aplikasi genially hngga bertanya di grup memastikan aplikasi genially sudah terdaftar seperti gambar di bawah ini. Setelah terdaftar tentu akan memudahkan praktek pembelajaran workshop. Materi pertama disampaikan oleh bu Cicin. Beliau mengenalkan genially dengan membuka aplikasi berbasis web bernama app.genial.ly. Saya sudah menyiapkannya sebelum workshop dimulai. Beli

  sumber gambar: wikipedia Nah, teman-teman minggu ini kita akan mengenal simbol sila keempat Pancasila dan memahami maknanya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, simbol sila keempat Pancasila adalah kepala Banteng. Mengapa harus kepala Banteng ya, teman-teman? wah, rupanya ada filosofinya loh, teman-teman. Banteng dipilih sebagai simbol sila keempat karena dikenal sebagai hewan sosial yang senang berkumpul atau bersosialisasi. Banteng dilambangkan sebagai simbol musyawarah.  Dalam melakukan kegiatan musyawarah, orang-orang akan berkumpul untuk bersama-sama berdiskusi dan memutuskan suatu hal penting. Selain itu, banteng juga terkenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Jadi, selain senang berkumpul, kita juga harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama ya, teman-teman. Kepala banteng diumpamakan cara pengambilan keputusan dalam suatu musyawarah harus dilakukan secara tegas dan terbuka. sumber gambar: gurupendidikan.com Memaknai sila keempat Pancasila selain musyawara