Tema: Membangun Indonesia melalui dunia Pendidikan dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan.

Pandemik Covid 19 Membawa Perubahan Dunia Pendidikan di Indonesia

            Tak pernah terbayangkan sebelumnya dan di benak siapapun bahwa dunia akan mengalami perubahan drastis dalam segala bidang akibat dampak dari pandemik Covid 19. Dunia pendidikan salah satunya mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran berbasis online dan serentak perubahan tatap muka di seluruh tanah air. Bukankah perubahan ini sangat luar biasa, tidak terencana dan nampaknya guru dan siswa belum siap dengan perubahan yang terjadi.
            Nyatanya ketidaksiapan kita menghadapi perubahan pembelajaran dari tatap muka ke pembelajaran dalam jaringan atau online "memaksa" para guru untuk belajar dan berinovasi dengan berbagai platform dan digital tool yang tersedia. Perubahan pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran dalam jaringan mulai hari Senin hingga hari Jumat dalam durasi waktu selama 4 jam. Tadinya guru yang gagap teknologi mau tidak mau harus belajar teknologi. Guru yang berusia lanjut yang tidak pernah menyentuh laptop pun mau tidak mau dipaksa belajar komputer. Pandemik Covid 19 membawa perubahan besar bagi dunia pendidikan di Indonesia bahkan di dunia. Satu milyar anak di seluruh dunia belajar dari rumah secara online.
            Pandemik Covid 19 memberi kesempatan kepada dunia pendidikan untuk bertransformasi dengan menggunakan berbagai macam pilihan platform digital. Teknologi tidak menggantikan peran guru namun membantu guru menyampaikan materi pengajaran secara interaktif dan menarik. Tentunya guru harus dilengkapi dengan pelatihan dan akses yang memadai. Guru harus mampu menyiapkan materi pembelajaran terintegrasi dengan digital tools
            Pembelajaran dalam jaringan pun memiliki tantangan berbeda di setiap wilayah khususnya menyangkut kemampuan ekonomi orangtua. Tentunya tidak semua wilayah di Indonesia mampu melakukan pembelajaran dalam jaringan, tantangan pembelajaran dalam jaringan di kota Jakarta akan berbeda dengan kabupaten Tangerang, di kota Tangerang Selatan yang masih satu provinsi pun akan berbeda dengan di kabupaten Tangerang. Bahkan di luar pulau Jawa, di Sulawesi Barat, para guru pergi mengajar ke rumah muridnya karena ketiadaan akses internet. Dan hebatnya hal itu dilakukan guru dengan gembira.
            Sekitar 25 juta anak sekolah dasar di Indonesia kini belajar di bawah ancaman pandemik Covid 19 menurut data riset INOVASI sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah baik secara luar jaringan (luring) berupa layanan program belajar dari rumah TVRI setiap hari Senin-Jumat untuk mengatasi disparitas pembelajaran dalam jaringan. Bagi sekolah negeri dengan keterbatasan akses tentunya program belajar dari rumah TVRI sangat membantu, siswa diberikan tugas merangkum pembelajaran hanya kekurangannya tidak ada interaksi dua arah. Google, perusahaan berkantor di Singapura pun turut berkontribusi dengan memberikan layanan google meet gratis kepada guru dan siswa bahkan layanan google suite bisnis diberikan secara gratis bagi sekolah di DKI Jakarta.
            Cita cita anak pun saat ini mengalami pergeseran ingin menjadi youtuber atau creative content karena pengalaman pembelajaran dalam jaringan, konten aplikasi yang dipelajarinya serta jumlah penghasilan besar yang didapat seorang youtuber atau content creator. Guru pun semakin tertantang untuk berkreativitas dalam menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) efektif dan menyenangkan bagi siswa. Inilah kunci keberhasilan pembelajaran dalam jaringan. Bagaimana guru mampu menarik fokus anak sebelum pembelajaran (engagement) dengan kegiatan apersepsi yang interaktif menggunakan aplikasi digital yang sesuai dengan tingkat usia anak didik, tidak membebani anak secara psikis dengan banyak tugas atau PR dan anak merasakan pembelajaran bermakna yang relevan dalam konteks kehidupan anak kini dan kelak.
            Setiap anak tentunya memiliki tantangan berbeda, bagi kelas kecil (TK - kelas 2 SD) tentu akan sangat bergantung pendampingan dari orangtua. Kelas besar (3 SD - 6 SD) diharapkan sudah mampu mandiri. Orangtua pun memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan beragam. Tentunya pembelajaran dalam jaringan bukan hal yang mudah bagi siswa dan guru. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara orangtua, guru, sekolah menjadikan pembelajaran dalam jaringan semakin efektif untuk mencapai tujuan yang sama, kemajuan anak didik.

Comments

Wijaya kusumah said…
peserta lomba blog nomor 41
terima kasih, om Jay

Popular posts from this blog

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!

Mimpi Punya Laptop Asus

Amazing animals