Merdeka Belajar Dalam Semangat G20
Pada pertemuan forum global G20 yang dihadiri sebanyak sembilan belas negara dan berlangsung di Yogyakarta pada bulan Maret tahun 2022, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah Education Working Group, guna menciptakan gerakan sektor pendidikan pemulihan pasca pandemi Covid 19. Adapun keempat isu pendidikan pada pertemuan G20 adalah kualitas pendidikan untuk semua (universal quality education), teknologi digital dalam pendidikan (digital technologies in education), solidaritas dan kemitraan (solidarity and partnership) dan masa depan dunia kerja pasca pandemi (the future of work post Covid 19).
Sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), no one left behind, menjadikan pendidikan sebagai prioritas. Momentum pertemuan G20 digunakan oleh Indonesia untuk mengajak dan menata kembali sistim pendidikan yang dilakukan secara global. Tujuannya adalah tak lain mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, mampu menjawab tantangan masa depan sekaligus kecakapan kemampuan digital menghadapi tuntutan dunia kerja.
Pada pertemuan G20, Indonesia memprakarsai gerakan gotong royong. Gotong royong atau solidaritas memiliki nilai yang didasari oleh rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan rasa sepenanggungan bangkit dari pandemi Covid 19. Solidaritas yang terwujud menjadi sebuah kemitraan global antar negara. Terciptanya solidaritas global yang sudah terbukti dalam penanganan dampak negatif akibat pandemi Covid 19 dan akan dilanjutkan pasca pandemi Covid 19. Dengan kemitraan, kita akan mampu pulih dan bangkit bersama (stronger together, recovery together).
Adapun topik yang diangkat dalam pertemuan G20 adalah adanya kesenjangan antara mengakses pendidikan berkualitas dengan ketidaksiapan siswa dalam menghadapi persaingan dunia kerja menjadi isu yang dihadapi dunia dalam beberapa dekade terakhir. Terlebih, kehadiran pandemi Covid 19 semakin memperburuk keadaan dengan memperluas disparitas sosial ekonomi dan perubahan signifikan pada dunia pendidikan. Imbasnya adalah semakin banyaknya kelompok rentan yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
Pada masa pandemi Covid 19 metamorfosis pendidikan terjadi. Pemanfaatan teknologi digital pada dunia pendidikan menjadi suatu keniscayaan. Guru dan siswa melakukan adaptasi luar biasa akibat pandemi Covid 19 yang dilakukan melalui mereformasi kecakapan literasi digital. Kapasitas sumber daya manusia baik guru, murid dan orangtua dalam menggunakan kecakapan berliterasi digital menjadi nilai yang diperhitungkan dalam menghadapi disrupsi akibat pandemi Covid 19.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran membawa kesan tersendiri dan semangat baru bagi dunia pendidikan. Teknologi komunikasi dan informasi memberi peluang sekaligus tantangan besar dalam membuka cakrawala dunia yang lebih luas dan mengeksplorasi potensi dan kemampuan anak didik. Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran terbagi menjadi dua. Pertama, sebagai media presentasi pembelajaran berbentuk slide Power Point dan animasi dengan flash. Kedua, sebagai media pembelajaran mandiri atau e-learning. Melalui e-learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang kelas dan waktu sekolah.
Pandemi Covid 19 menuntut pembelajaran dilakukan secara dalam jaringan termasuk kawasan 3 T (terpencil, terluar dan tertinggal). Kebutuhan akses internet dan ketersediaan gadget menjadi dua hal wajib terpenuhi. Solusi inovasi yang sedang dikerjakan kolaborasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Peran Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dalam hal ini, program digitalisasi sekolah dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui dana BOS di daearah 3T. Bentuk konkritnya berupa pemberian tablet gratis kepada siswa dan komputer kepada sekolah.
Keterbatasan sarana internet di daerah 3T menjadi peran dari Kementerian Komunikasi dan Informasi. Pembangunan infrastruktur internet telah dilakukan pemerintah sejak tahun 2015. Sebagai contoh, akses internet telah dimanfaatkan dalam mendukung pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi siswa SMP dan SMA di kepulauan Mentawai. Ketersediaan layanan internet di daerah terpencil diharapkan membawa terang bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi diri. Eksistensi teknologi informasi dan komunikasi melalui pemerataan infrastruktur internet menjadi hal yang terpenting dalam mendukung pembelajaran dalam jaringan.
Keterampilan guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi perlu terus dilatih. Kapasitas guru membuat konten pengajaran bermutu dengan menampilkan data yang akurat, tidak menyebarkan informasi hoaks dan mampu memberikan jawaban atas permasalahan kehidupan. Pedagogi digital turut berkontribusi menyampaikan pembelajaran secara dalam jaringan melalui gaya komunikasi, menambahkan gambar, blog atau video pada materi, membuat konten dalam durasi pendek dengan teknik meruncing. Namun ada satu peran yang tak bisa tergantikan oleh teknologi digital, interaksi langsung guru terhadap murid di dalam kelas.
Hal yang tak kalah pentingnya sepanjang pandemi Covid 19 adalah digital parenting. Digital parenting merupakan model pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang terbiasa akrab dengan perangkat digital. Tujuan pengasuhan digital menanamkan perilaku bijak anak menggunakan internet khususnya di media sosial dan tidak terlewat batas. Orangtua perlu mengenal teman-teman anaknya di media sosial, memberikan batasan waktu menggunakan gadget dan fungsi kontrol digital berupa konten yang tidak layak ditonton anak.
Apakah hubungannya pertemuan global G20 dengan peran guru dalam merdeka belajar?
Program merdeka belajar yang digagas Indonesia dalam keempat isu pendidikan utama dalam forum internasional menjadi terobosan supaya dibahas dan diterapkan guna mempercepat proses pemulihan sektor pendidikan pasca pandemi Covid 19. Komitmen global yang dipelopori Indonesia dengan konsep merdeka belajar menjadikan guru sebagai ujung tombak. Karena itu perhatian utama pemerintah kepada guru merupakan hal yang esensial.
Sumber:
1. Widiasworo, Erwin. Guru Ideal di Era Digital. Depok: 2019.
2. Website Kemendikbud, "Solusi Inovasi Pembelajaran di daerah 3T" (https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/solusi-inovasi-pembelajaran-di-daerah-3t-ditjen-diktiristek-siapkan-mobil-pjj-kampus-merdeka-dan-mobil-vaksinasi/) diakses pada tanggal 30 Mei 2022.
3. Website Kominfo, "Percepat Penyediaan Akses Internet di Sekolah Wilayah 3T" (https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5429/Percepat-Penyediaan-Akses-Internet-di-Sekolah-Wilayah-3T/0/sorotan_media) diakses pada tanggal 30 Mei 2022.
4. Digital Parenting Kumparan, "Digital Parenting: Apa dan Bagaimana Menerapkannya" (https://kumparan.com/kumparanmom/digital-parenting-apa-dan-bagaimana-menerapkannya) diakses tanggal 30 Mei 2022.
5. Website kemendikbud, "G20 Education Working Group Menata Kembali Sistim Pendidikan Dengan Semangat Gotong Royong." (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/03/g20-education-working-group-menata-kembali-sistem-pendidikan-dengan-semangat-gotong-royong) diakses pada tanggal 30 Mei 2022.
Biodata Penulis
Dahlia Lidia
Silitonga merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis kelahiran
Jakarta tahun 1985 mulai menekuni dunia pendidikan sebagai salah seorang guru
Sains di salah satu sekolah swasta di kota Tangerang Selatan tahun 2016.
Kemudian pada tahun 2019-2020, penulis berkiprah menjadi guru bahasa Inggris di
tingkat sekolah dasar dan hingga kini masih aktif mengajar di Bimbel Belajar
Smart Online dan sekolah Life Community School.
Penulis
merupakan lulusan sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara tahun 2007. Penulis juga pernah mengikuti training for teachers Binus University
pada tahun 2019. Selama berkuliah sarjana, penulis pernah mendapatkan beasiswa
selama dua semester dan menyelesaikan studi sarjana selama empat tahun. Penulis
juga aktif melayani sebagai relawan Covid 19 di DKI Jakarta dan terlibat
sebagai salah satu nasabah Bank Sampah. Selain itu penulis memiliki blog yang rutin dipelihara dahliasilitonga27.blogspot.com.
Sosok
inspirasinya adalah ayahnya. Ayahnya sangat menginspirasinya dalam dunia
pendidikan. Profesi ayahnya yang merupakan seorang dosen membuat penulis untuk
terus belajar dan belajar. Moto hidup penulis "Teruslah berusaha dan Pantang
Menyerah".
Comments