Posts

Berbuah dari sebuah kegagalan

Image
 Serpong, 19 Mei 2020 Ku sempatkan waktuku menulis ulang tahun saudaraku, Franky ke- 34 tahun. Pagi pagi, aku sudah siapkan kado, kaos bola ukuran XL karena hobinya sepakbola dan badannya besar. Semoga muat kaosnya, adikku tidak terpengaruh work from home (tawaku dalam hati). Tak lupa rencanaku membuatkan kue bolu jadul, andalanku. Awalnya membuat kue bolu jadul ini ada ceritanya dari sebuah kegagalan. Tapi aku tidak menyerah karena kegagalan, ku coba hampir setiap minggu 1 loyang kue bolu jadul dengan resep yang sama. Dari sinilah aku belajar sebuah kunci keberhasilan bahwa mentega dan telor tidak bisa disatukan karena sifatnya sama sama minyak. Ternyata ada ilmu Science yang harus dipahami juga. Tibalah harinya ketika kue bolu jadul itu mengembang dan manis rasanya. Hatiku sangat senang tak sia sia berusaha, belajar dan belajar dari sebuah kegagalan. Semakin sering aku berlatih maka aku akan semakin terampil. Dahlia L. Silitonga

Menunjukkan sikap pembelajar dan menjadi manusia pembelajar

Rasanya kata belajar tidak pernah asing di telinga kita, namanya belajar selalu identik dengan bangku sekolah atau pendidikan formal mulai dari tingkat TK sampai kuliah S1, S2, S3 dsb. Kita akan bangga dengan segudang sertifikat yang kita raih di bangku sekolah tentunya yang akan mendukung kehidupan ekonomi kita di hari depan namun sesungguhnya menunjukkan sikap pembelajar itu bukan hanya berbicara mengenai nilai atas kertas atau pun selembar sertifikat tetapi juga karakter yang kita bangun, biasakan dan mejadi nilai yang kita anut.  Menunjukkan sikap pembelajar juga dimulai dari pendidikan di rumah, dalam kehidupan sehari hari, bagaimana menyikapi suatu permasalahan. bagaimana mau mendengar, berkomunikasi dengan baik yang kebanyakan ilmunya tidak kita peroleh di bangku kuliah. Sikap pembelajar juga harus bersedia dengan rendah hati belajar dari temannya yang lebih unggul darinya.Sikap pembelajar juga mau belajar mendapatkan pengetahuan dan ilmu ilmu baru yang bermanfaat. L

Resume Menulis 3 Alinea

ditulis oleh : Dahlia L. Silitonga Tepat hari ini, minggu tanggal 17 Mei 2020 jam 16.00-17.30 WIB, kami mengikuti kelas belajar menulis online AISEI dengan pak Wijaya Kusuma sebagai narasumber, dari ruang zoom terlihat wajah peserta yang antusias untuk mendengar pak Jay dan jumlah peserta yang hadir sebanyak 48 orang. Judul webinar hari ini singkat dan menarik " Menulis 3 alinea". Saya berharap mendapatkan pengetahuan yang baru, inspirasi untuk maju dan berbagi dengan rekan rekan guru dari berbagai daerah yang turut hadir juga. Webinar ini dibuka oleh bu Capri sebagai salah satu pendiri AISEI, beliau menjelaskan latar belakang AISEI, 4 pilar AISEI dan ketentuan pelatihan menulis online secara singat dan cepat. lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi, sesi tanya jawab dan foto bersama secara virtual. Semua kegiatan webinar hari ini berjalan dengan sangat baik tidak ada kendala teknis yang berarti dan semua peserta pun memberikan respon positif dengan bertanya. De

Yukk, belajar matematika dengan model

Serpong, 15 Mei 2020 Apa yang terpikirkan ketika kita mendengar kata Matematika Matematika itu pelajaran yang menakutkan, sulit, gurunya galak dsb masih ada anak yang berpikir demikian. Disinilah tantangan kita sebagai guru bagaimana membuat matematika itu menjadi pelajaran yang menarik, disenangi anak dan kontekstual. Matematika itu menjadi bagian dari kehidupan sehari hari dan bukan hanya sekedar teori berhitung di atas kertas.  Umumnya kita belajar matematika dengan cara menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan dan membagi dengan cara yang lazim kita gunakan dan kita teruskan ke anak anak kita baik di sekolah dan di rumah namun ada satu metode yang menarik yaitu, mengajar dengan model matematika menggambar dengan kotak sederhana yang mewakili kuantitas dan bisa dilakukan untuk operasi penjumlahan, pengurangan, mengalikan dan membagikan. Disini anak anak belajar untuk memahami sebuah permasalahan yang ada dalam konteks permasalahan sehari hari dan menyederhanakan dengan logik

Absensi online (Google Form)

Serpong, 13 Mei 2020 Hari ini, saya belajar membuat absensi murid dengan menggunakan form google. Saya belajar dari rekan guru yang sudah terlebih dahulu mengetahui caranya. Ternyata tidak susah, kita perlu memiliki akun gmail, sign in lalu kita masuk ke google form dan memilih menggunakan akun pribadi dengan mendesain pertanyaan yang relevan untuk absensi murid seperti nama, tanggal kehadiran, alasan ketidakhadiran lalu klik kirim hanya di pertemuan awal, saya tidak menginformasikan kepada murid murid saya dan mereka pun tidak ada yang bertanya. Diakhir pembelajaran hari ini, saya memeriksa hasil respon yang sudah dimasukkan oleh murid-murid saya melalui orangtua mereka masing masing, ternyata melebihi jumlah murid dan itu berarti ada 1 murid yang melakukan absensi sampai dengan 3 kali, untungnya bisa di edit dan dikomunikasikan kembali ke orangtua murid supaya besoknya, cukup sekali absen saja. Itulah sedikit pengalaman pembelajaran absensi online dengan menggunakan google form

Belajar dari Covid 19

Konferensi Pendidkan Akademi Edukreator (Rabu, 06 Mei 2020) Selesai home learning, saya mengambil waktu di tengah hujan deras di luar rumah menyimak konferensi pendidikan live di youtube kementerian pendidikan RI, tertera jadwal dari pukul 14.00-18.00, dibuka dengan talkshow interaktif menteri pendidikan mengenai 6 karakteristik siswa: berpikir kritis, mandiri, spiritualitas, kebhinekaan global, kolaborasi dan kreativitas. Model penilaian pun harus berubah jika hendak memenuhi nilai evaluasi PISA. Berpikir kritis, inovasi dan kreativitas merupakan perubahan cara berpikir serta pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi digital atau virtual. Satu point yang menarik dikemukakan adalah bahwa pendidikan harus relevan dengan dunia nyata (sosial, ekonomi). Dan ditutup dengan 3 hal menarik oleh mas Nadiem: banyak tanya, banyak coba dan banyak karya. Sebuah gagasan yang membuka paradigma baru dunia pendidikan. Talkshow kedua: membangun dunia pendidikan baru dari berbagai pemikiran mulai d

Menulis itu menyenangkan

Hari ini saya belajar menulis dengan om Jay, saya tidak kenal beliau tapi saya dapat informasi menulis online gratis dari AISEI, wow...tambah ilmu, tambah wawasan dan tambah teman dari seluruh Nusantara pasti menyenangkan ya, :) Teori 5 K dan 4 kekuatan manusia juga menjadi dasar pemikiran untuk terus menerus dikembangkan dan dilatih secara konsisten sehingga semakin banyak hasil karya yang kita kontribusi kepada dunia pendidikan. Era pandemik saat ini, kita bisa mengambil sisi positifnya, semakin memberi ruang yang merdeka untuk mengembangkan kreatifitas dan imajinasi untuk mengajar dan tentunya menulis, teknologi media online membantu sarana penunjang guru untuk mengajar, berdiskusi dan memberi penugasan kepada siswa. Sharing pengalaman dan ilmu dari om Jay semakin membuka wawasan dari nilai menulis yang sejatinya harus dimiliki tenaga pendidik supaya melahirkan generasi penerus yang cinta membaca dan menulis. Terima kasih, om Jay dan AISEI.