Bagian Pertama Minggu Malaria: Surveilans Malaria dan Pelaporan Tepat Waktu di Masa Kenormalan Baru

 




Hari ini, saya berkesempatan mengikuti rangkaian acara minggu malaria di hari kedua. Kemarin, saya tidak bisa mengikuti di hari pertama karena tidak mendaftar di acara pembukaan dan pekerjaan sekolah merekap lembar keberatan imunisasi BIAS di sekolah. Saya menyiapkan buku catatan dan pulpen untuk mencatat hal penting karena biasanya tidak dibagikan file presentasi webinar. Saya masuk 10 menit lebih awal supaya tidak terlambat dan memperhatikan jumlah peserta semakin bertambah banyak melebihi 200 peserta yang hadir dari negara di Asia Pasifik.

Acaranya dibuka oleh seorang fasilitator yang mengarahkan sesuai agenda acara. Prof. Tiko Pangestu memberikan gambaran pentingnya kegiatan surveilans malaria di fase kontrol dan menuju eliminasi malaria (what, how, where and why) secara singkat dan jelas. Kemudian dilanjutkan dengan narasumber pertama Laura Fisher dari organisasi IPCHS yang menjelaskan Surveillance as Health Security Benefits: prevention investment and collaboration. Paparan kedua dari narasumber berasal dari negara China, Qi Gao menjelaskan keberhasilan China dalam mengeliminasi malaria tahun 2019 dan laporan imported cases yang terus berjalan. Paparan ketiga berasal dari negara India. Paparan terakhir ini disajikan dalam bentuk  presentasi singkat dan special initatives: hard to reach areas.

Acara pertengahan juga turut disajikan video climate change dan dampaknya bagi penyakit berbasis vektor seperti dengeu dan malaria. Video ini sangat menarik disajikan singkat dan memiliki pesan yang sangat kuat untuk peduli kepada lingkungan sekitar. Perubahan iklim sudah kita rasakan dalam realita kehidupan kita seperti musim hujan dan kemarau yang tidak menentu. Dan turut berkontribusi terhadap siklus hidup nyamuk sebagai vektor pembawa.

Setelah itu kami dibagi menjadi beberapa grup secara random. Grupku bernomor 8 dengan negara Malaysia. Aku kagum dengan Malaysia, negara yang dahulu pendidikannya di bawah Indonesia sekarang nyatanya lebih maju, program kesehatanya terarah dan leadershipnya juga bagus. Dalam diskusi ini, kami bertukar pikiran mengenai surveilans yang sudah berjalan di masing-masing negara khususnya di masa kenormalan baru. Sir Leo Barrack dan Jeffrey Smith, menjadi ketua dan sekretaris kelompok 8. Lalu kami membuat kesimpulan dan follow up sebelum kembali ke ruang utama.

Di ruang utama, fasilitar meminta masing-masing ketua tim membacakan hasil diskusi dan membuat 2 point penting di kolom chat.Dan di akhir diskusi, ditutup dengan closing remarks and reflections oleh Prof. Tiko Pangestu dan sebuah kalimat yang mengesankan


Jika kamu tidak dapat mengukurnya, kamu tidak dapat menyempurnakannya.
If you can't measure then you can't improve.

Salam literasi,

Dahlia L. Silitonga


Comments

Wijaya kusumah said…
teria kasih info tulisnanya, sangat menarik sekali

Popular posts from this blog

Mimpi Punya Laptop Asus

Hujan di bulan Desember

Tematik: Poster Menjaga Kebersihan