Ibuku seorang guru
Sumber: AISEI
Mely sudah bersiap-siap hendak pergi mengajar. Hari ini adalah hari Senin, jam pertama adalah pelajaran Tematik Matematika di kelas 3 SD Merah Putih. Mely tidak ingin terlambat. Tetapi Mely sangat terkejut ketika melihat putri semata wayangnya masih berleha-leha. Molly, namanya, berambut panjang dikepang dua adalah putri Ibu Guru Mely.
Molly, Molly, Molly, kamu sudah siap belum? tanya mamanya
Molly pura-pura tidak mendengar seruan panggilan mamanya, dia malah asyik mengaduk sup ayam sarapannya. Molly malas ke sekolah hari ini karena tidak suka pelajaran pertama adalah tematik bahasa Indonesia. Tepatnya karena Molly belum mengerjakan tugas mengarangnya.
Ibu guru Mely yang tak lain adalah ibu Molly, semakin gregetan karena Molly tidak mendengar. Sekali lagi Mely berkata, "Molly, mama harus berangkat sekarang, ayo, ambil tas sekolahmu, kita berangkat bersama, mama tunggu di mobil, Molly!"
Mely pun mengambil perlengkapan mengajarnya dan menunggu Molly. Sudah 30 menit namun Molly tak kunjung datang padahal mobil sudah parkir di luar dan siap meluncur. Mely menghidupkan klaksonnya tanda mengingatkan Molly untuk segera masuk mobil.
Molly keluar dari rumah dan mengatakan pada mamanya dengan mimik wajah cemas.
"Ma, aku belum mengerjakan tugas mengarangku semalam aku bermain dan lupa mengerjakannya."
Mely sangat terkejut mendengar kejujuran putrinya.
"Masuklah ke mobil dulu, nanti kita pikirkan jalan keluarnya, Molly!"
Akhirnya Molly menuruti perkataan mamanya,
Dalam perjalanan ke sekolah, Mely menasihati Molly.
Molly, kamu harus tahu waktu, kapan belajar, bermain, mengerjakan tugas, beribadah dan beristirahat, sayang. Mama kecewa karena Molly tidak bertanggung jawab tetapi mama menghargai kejujuran Molly."
Nanti setelah masuk kelas, temui gurumu akui kesalahanmu dan katakan maaf tidak mengerjakan tugas, apapun yang diberikan gurumu sebagai konsekuensi kamu harus menerimanya dan berjanjilah kamu tidak mengulanginya lagi.
Demikianlah Molly mendengarkan dengan baik nasihat mamanya. Mely melihat wajah penyesalan Molly. Mely tersenyum memperhatikan putrinya.
"Mama sayang Molly, mama yakin Molly pasti bisa menjadi anak yang bertanggung jawab."
Molly pun menyahut, "Iya, mama, Molly juga sayang mama."
Walaupun Molly adalah anaknya tetapi Ibu guru Mely telah memperlakukan hal yang sama mengajarkan tanggung jawab baik kepada anaknya dan kepada muridnya.
Sumber: dokumentasi pribadi
Comments