Antropologi kesehatan di masa pandemik Covid-19
Sumber:
webinar Antropologi Kesehatan yang disampaikan oleh Rosalia Sciortino (Mahidol University)
8 poin penting:
Antropologi kesehatan: peranan faktor sosial dan budaya dalam kesehatan
1. Pendekatan transdisipliner suatu keharusan untuk penyakit zoonosis (pernyakit yang bersumber dari binatang) dengan melibatkan disipliner dari keilmuan sosial selain medis.
2. Respon pada Covid 19 yang didasari intervensi sosial melalui pemahaman dan perubahan perilaku dalam konteks sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.
3. Statistical literacy untuk mengartikan angka: menganalisa angka kasus Covid 19 sesuai dengan konteks lokasi, faktor epidemiologis, iklim, sistem kesehatan, sosial budaya, politik dan ekonomi.
4. Dari ketakutan dan blaming ke ketahanan, ketakutan tidak efektif untuk tindakan pencegahan kesehatan, stigma dan diskriminasi pun. Yang terpenting adalah identifikasi kebutuhan dan merumuskan strategi untuk ketahanan (resiliance).
5. Budaya dan agama tidak monolitik dan terus berubah: relasi sosial sangat terpengaruh akibat Covid 19 dan menjadi tantangan adaptasi untuk praktek budaya, agama, seni dan budaya. Munculnya pemahaman berbeda misalnya: pemakaman orang yang meninggal seperti di era normal. Iman dan ekspresi seni memberi kekuatan dalam masa krisis pandemik.
6. Covid 19 sebagai refleksi mengenai status dan sistem kesehatan
Mengapan banyak tenakes yang meninggal di masa pandemik Covid 19, bagaimana dengan sistem kesehatan nasional kita, perlunya logika dalam setiap tindakan kesehatan, lemahnya pendidikan kesehatan dan lemahnya peran LSM dalam penanggulangan Covid 19.
7. Menganalisa kebijakan Covid 19 yang dilakukan pemerintah
a. Apa kebijakan yang diambil, faktor yang menentukan
b. kebijakan yang berpihak pada golongan mana
c. Apa dampak kebijakan pada kelompok rentan
8. Aksi untuk masa depan pandemi
a. Relasi gender, corak hidup bermasyarakat, sosial dan transportasi
b. Memperbaiki sistem kesehatan yang ada dan memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional
c. Mencegah epidemi baru
d. Orde regional dan global yang lebih setara
salam literasi,
(Dahlia L. Silitonga)
webinar Antropologi Kesehatan yang disampaikan oleh Rosalia Sciortino (Mahidol University)
8 poin penting:
Antropologi kesehatan: peranan faktor sosial dan budaya dalam kesehatan
1. Pendekatan transdisipliner suatu keharusan untuk penyakit zoonosis (pernyakit yang bersumber dari binatang) dengan melibatkan disipliner dari keilmuan sosial selain medis.
2. Respon pada Covid 19 yang didasari intervensi sosial melalui pemahaman dan perubahan perilaku dalam konteks sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.
3. Statistical literacy untuk mengartikan angka: menganalisa angka kasus Covid 19 sesuai dengan konteks lokasi, faktor epidemiologis, iklim, sistem kesehatan, sosial budaya, politik dan ekonomi.
4. Dari ketakutan dan blaming ke ketahanan, ketakutan tidak efektif untuk tindakan pencegahan kesehatan, stigma dan diskriminasi pun. Yang terpenting adalah identifikasi kebutuhan dan merumuskan strategi untuk ketahanan (resiliance).
5. Budaya dan agama tidak monolitik dan terus berubah: relasi sosial sangat terpengaruh akibat Covid 19 dan menjadi tantangan adaptasi untuk praktek budaya, agama, seni dan budaya. Munculnya pemahaman berbeda misalnya: pemakaman orang yang meninggal seperti di era normal. Iman dan ekspresi seni memberi kekuatan dalam masa krisis pandemik.
6. Covid 19 sebagai refleksi mengenai status dan sistem kesehatan
Mengapan banyak tenakes yang meninggal di masa pandemik Covid 19, bagaimana dengan sistem kesehatan nasional kita, perlunya logika dalam setiap tindakan kesehatan, lemahnya pendidikan kesehatan dan lemahnya peran LSM dalam penanggulangan Covid 19.
7. Menganalisa kebijakan Covid 19 yang dilakukan pemerintah
a. Apa kebijakan yang diambil, faktor yang menentukan
b. kebijakan yang berpihak pada golongan mana
c. Apa dampak kebijakan pada kelompok rentan
8. Aksi untuk masa depan pandemi
a. Relasi gender, corak hidup bermasyarakat, sosial dan transportasi
b. Memperbaiki sistem kesehatan yang ada dan memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional
c. Mencegah epidemi baru
d. Orde regional dan global yang lebih setara
salam literasi,
(Dahlia L. Silitonga)
Comments