Disiplin Positif




Disiplin merupakan kata yang tentunya sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering mendengar guru mengatakan disiplin waktu kepada murid. Di masa pandemi Covid 19 hari ini, kampanye gerakan 3M harus dilakukan dengan disiplin dan kita juga meminta murid harus disiplin terhadap aturan di sekolah. Lantas apakah makna dari kata disiplin? Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berfungsi sebagai kata benda adalah kepatuhan terhadap peraturan.

1. Asal kata Disiplin
Secara etiomologi disiplin berasal dari bahasa latin "disibel" yang berarti pengikut. Kata ini berkaitan dengan hubungan guru dan murid yaitu: Socrates dan Plato. Namun dalam budaya Indonesia, kata disiplin sudah bergeser menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang kepada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Disiplin berkonotasi sesuatu hal yang tidak nyaman untuk dilakukan bukan sebagai nilai yang kita hargai.

2. Motivasi Perilaku Manusia
Kita diberika sebuah kesempatan menonton sebuah video youtube yang menceritakan seorang anak yang diberi tugas menyusun puzzle dengan imbalan lima dollar. Kita bisa memperhatikan bagaimana respon anak tersebut. Respon itulah yang menunjukkan motivasi anak.

Ada 3 pertanyaan yang diajukan dan menggambarkan tiga motivasi perilaku yang berbeda seperti gambar di bawah ini:


Dari ketiga motivasi tersebut, yang terbaik dan diharapkan adalah motivasi ketiga. Motivasi ketiga memberi penghargaan tertinggi terhadap motivasi internal yang menggerakkan seseorang untuk mematuhi aturan sebagaimana seharusnya. Bukan karena ada imbalan, bukan karena dinilai sebagai pegawai teladan namun menyadari sepenuhnya tanggung jawabnya sebagai pegawai untuk disiplin terhadap aturan yang berlaku.

3. Lima Posisi Kontrol
Dalam menerapkan disiplin positif maka strategi yang digunakan adalah lima posisi kontrol, yaitu:
a. Guru penghukum (punisher)
b. Guru pembuat rasa bersalah (guilter)
c. Guru sebagai teman (friend)
d. Guru pemantau (monitor)
e. Guru sebagai manajer (ideal)

Dalam video youtube sangat jelas terlihat respon murid yang berbeda terhadap kelima posisi kontrol tersebut (Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control). Respon yang baik terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk merefleksikan diri terhadap apa yang telah diperbuatnya bukan untuk menghukum, menghakimi, membuat rasa bersalah atau menghitung kesalahan murid. Maka sepatutnya kita sebagai pendidik senantiasa belajar mengambil posisi kontrol sebagai manajer kepada murid.

Maka dapat kita lihat motivasi, hasil dan akibatnya kepada siswa dalam tabel di bawah ini:


Diane Gossen, Restitution: Restructuring in School

Restitution is about making it right. It is an approach to discpline with recognize that young people will make mistakes and these situations provide opportunities for students to take responsibility, choose effective behaviors and create positive solutions.


Salam digital literasi,

Dahlia L. Silitonga

Comments

Pak D Susanto said…
Nah, video YouTube yang diceritakan tidak ada linknya. BTW,tulisannya lengkap.
Sumarjiyati said…
Mksiih mb resunenya.. Sya ktinggln ga bs gbung.akhirnya jg hnya bs nyimak di youtube n bca resunenya tmn2.

Popular posts from this blog

Mimpi Punya Laptop Asus

Tematik: Poster Menjaga Kebersihan

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!