Pak Guru Daniel

 

AISEI Komunitas Pendidik Indonesia - Photos | Facebook 

www.aisei.id 


Hari pertama bekerja di sekolah baru. Aku diperkenalkan dengan rekan kerjaku, sesama guru oleh kepala sekolah. Kemudian aku membaca daftar nama guru SD sebagai wali kelas dari kelas satu hingga kelas enam SD. Rupanya semua wali kelas dipegang oleh laki-laki hanya wali kelas dua SD yang perempuan dan itu adalah aku. Tak lama tampaklah Pak Daniel, wali kelas satu SD. Dia duduk tepat di depan mejaku selesai mengajar.

Aku dipercaya oleh sekolah mengajar mata pelajaran Tematik kelas satu SD. Tematik adalah metode pembelajaran terintegrasi satu dengan yang lain. Bisa dikatakan mengajarkan pelajaran tematik memiliki seni tersendiri. Pak Daniel adalah rekan kerjaku, sesama guru Tematik.


from: teacher free clip art

Kelas satu SD memiliki lima belas peserta didik. Aku masuk kelas sesuai jadwal mengajar yang diberikan padaku. Setiap pagi, aku memanggil nama murid-murid kelas satu SD. Aku mengamati perilaku keseharian mereka di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan jam istirahat. 

Aku mengenal Pak Daniel melalui murid-murid kelas satu SD. Ada satu aturan yang diterapkan oleh Pak Daniel. Anak-anak dibiasakan untuk selalu berbaris sebelum masuk kelas, pelajaran olahraga dan sesudah jam istirahat sekolah. Mereka berbaris dengan tertib. Semua peserta didik kelas satu SD menaruh hormat kepada Pak Daniel. 


 
from: twitter teacher's day

Saat pergantian mata pelajaran, murid-murid duduk tertib dan memberi salam kepada guru mata pelajaran yang masuk. Saat mengajar, murid-murid kelas satu SD dibiasakan pergi ke toilet bergantian hanya dua anak. Aku mengamati perilaku mereka selama pembelajaran di dalam kelas. Varell, anak yang tidak betah duduk lama dan senang berkunjung ke meja teman-temannya. Michael Carrick, anak yang malas ketika gurunya memintanya mengerjakan soal latihan dan Cheverly, anak yang sulit fokus ketika belajar di kelas.

Pak Daniel memiliki kiat tersendiri menghadapi murid-murid kelas satu SD. Aku sering berkonsultasi dengannya dan bekerja sama dengan masing-masing orangtua kelas satu SD. Ada satu anak yang masih belum bisa membaca dan menulis dengan baik. Nama murid itu adalah Michael Carrick. Anaknya mudah putus asa bila diminta menulis kata maupun kalimat bahasa Indonesia bahkan mengenal huruf pun belum lancar. Aku sengaja menempelkan karton huruf di papan tulis agar Michael Carrick mudah mengingatnya. Pada hari tertentu, aku memberikan pelajaran tambahan membaca dan menulis.

Michael Carrick memiliki beban mental terhadap pelajaran Tematik. Dia tak pernah menyukai pelajaran Tematik. Ibunya selalu memukulnya dengan rotan saat dia malas belajar Tematik. Namun ibunya sangat sabar mengajarkan huruf kepada Michael Carrick bahkan disediakan guru les di rumahnya. Aku berempati ketika mendengar cerita Michael Carrick bagaimana ibunya dan Pak Daniel yang tak jemu-jemu mendidiknya. Motivasi selalu diberikan oleh kami ketika keluhan malas belajar pernah diungkapkan oleh Michael Carrick. Akhirnya praktik pengajaran telah berbuah manis. Perlahan Michael Carrrick sudah mampu membaca dan menulis di kelas dua SD walau Pak Daniel kini tak lagi mengajar di sekolah.


 from: twitter teacher's day


Penulis,

Dahlia L. Silitonga


 Biodata Penulis



Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara. Wanita kelahiran Jakarta tahun 1985 ini juga aktif melayani sebagai guru sekolah minggu di gereja. Lulus dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara (USU) dan memulai karirnya bekerja di Kementerian Kesehatan bantuan Global Fund AIDS, TB, Malaria selama empat tahun. Kemudian menekuni dunia pendidikan dengan mengajar pada salah satu sekolah swasta di kota Tangerang Selatan dan Jakarta. Saat ini aktif menulis dalam komunitas AISEI.




 




 


Comments

Wijaya kusumah said…
Terima kasih sdh menuliskan kisahnya

Popular posts from this blog

Mimpi Punya Laptop Asus

Tematik: Poster Menjaga Kebersihan

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!