Ngobrol bareng bersama PBK dan mba Noriyu
Hari ini mendapatkan kesempatan ngobrol bareng bersama komunitas penulis buku kreatif kompas (PBK). DR.DR. Nova Riyanti Yusuf, SPKJ atau lebih dikenal dengan panggilan mba Noriyu. Mba Noriyu adalah seorang psikiater dan penulis buku jelajah jiwa, hapus stigma. Segudang prestasi Mba Noriyu, penerima hadiah Science US Kesehatan Mental, pernah menjabat sebagai anggota DPR selama satu tahun bahkan menjadi penulis skenario dari sebuah novel. Acaranya berlangsung selama dua jam dengan tanya jawab dari peserta zoom.
Acara bincang bersama komunitas penulis kompas juga dihadiri oleh dua penanya tamu dari sekolah SMA di Jakarta. Dua orang penanya tamu mendapatkan kesempatan bertanya paling awal. Siapa saja bisa menjadi penanya utama dan tentunya mendapatkan hadiah menarik dari harian Kompas. Siapa yang bersedia menjadi penanya utama boleh mendaftar ke instagram @bukukompas.com, memberikan informasi berupa nama, tempat tinggal, asal sekolah, no handphone dan yang paling penting motivasi mengikuti acara PBK.
Buku tersebut dijual seharga 85.000 rupiah di gerai kompas. Buku ini menceritakan penelitian kualitatif kesehatan mental bunuh diri pada dua pelukis di Yogyakarta. Buku ini baik dibaca untuk memperluas pengetahuan kita tentang aspek masalah kesehatan mental. Seperti yang kita ketahui bersama masalah kesehatan mental sangat jarang dikenal oleh masyarakat. Tersembunyi namun bermakna.
Beberapa pertanyaan menarik ditanyakan peserta zoom kepada mba Noriyu, diantaranya Bagaimana proses menulis kreatif dan bernilai jual tinggi? Apa yang membuat mba Noriyu tertarik dengan dunia menulis?
Poin terpenting yang dicatat ketertarikan mba Noriyu menjadi penulis adalah karena dari usia sekolah dasar sudah terbiasa membaca dan dibacakan buku oleh kakeknya. Menulis diari, opini dan puisi sekolah adalah kesenangan mba Noriyu semasa sekolah hingga terus berlanjut hingga kuliah. Intinya, semua berawal dari rasa senang membaca. Yang pasti apa pun yang dikerjakan dengan hati senang, pasti tidak membuat kita merasa lelah.
Proses untuk menulis kreatif bukanlah proses instan, anak muda zaman now mengenalnya dengan istilah viral. Proses menulis kreatif itu butuh passion, perjalanan panjang dan ide yang tertuang sampai tuntas dijadikan sebuah buku. Menulislah apa yang kamu tahu dan membuat kamu ingin lebih tahu. Menulislah dengan jujur. Demikianlah pesan singkat dari mba Noriyu pada acara kali ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua.
Salam digital literasi,
Dahlia L. Silitonga
Comments