Berobat ke Puskesmas pada Masa Pandemi Covid 19

 


Berobat ke layanan puskesmas pada masa pandemi Covid 19 sangat berbeda dengan masa sebelum pandemi Covid 19. Ada pemandangan yang baru, galon air berwarna merah sebagai tempat menampung air untuk mencuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh menuju loket pendaftaran. Bahkan tindakan medis pemeriksaan gigi pun tidak tersedia di layanan puskesmas. Kursi duduk antrian pasien setelah dari loket pendaftaran diberi jarak 1 kursi dikosongkan. Petugas medis pun memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Seperti biasa, sebelum masuk ke ruang dokter, pengukuran tensi dilakukan. Untunglah tekanan darahku masih di ambang batas normal (100/70). Ada yang menarik, sajian informasi kesehatan televisi di ruang tunggu pasien yang memberikan sejumlah informasi kesehatan. Relevansi informasi tersebut sangat berkaitan erat di masa pandemi Covid 19.

Pasien yang berobat tidak terlalu banyak. Ada pasien yang mengambil brosur dan membaca. Aku termasuk orang yang senang menonton televisi di ruang tunggu pasien. Senang mendapatkan informasi terkini Covid 19 dari sumber terpercaya dan ditempat yang tepat. Kebiasaan adaptasi baru berupa memakai masker, menjaga jarak (physical distancing) dan mencuci tangan selama 20 detik. Itulah tiga pesan penting yang selalu disajikan dalam media promosi kesehatan puskesmas.

Ketika tiba giliranku masuk, dokter memulai anamnesa dengan memberi jarak kursi. Untunglah, aku  didiagnosa dokter sakit flu biasa dan diberikan resep obat berupa antibiotik dan obat batuk. Semalam aku memang merasa meriang dan semua ku beritahukan kepada dokter yang memeriksaku. Resep obat akan ditukar ke apotik puskesmas. Habiskan antibiotik itulah yang tertulis. Kalau mau sembuh harus taat minum obat supaya lekas sehat dan beristirahat yang cukup.


salam sehat dan bahagia,

Dahlia L. Silitonga


Comments

Popular posts from this blog

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!

Mimpi Punya Laptop Asus

Amazing animals