Dukungan Kesulitan Pembelajaran Selama Pandemi
Sore hari ini mendapatkan kesempatan belajar dengan bu Capri Anjaya AISEI dan bu Kurnia Mega dari Peace, sebuah lembaga konsultasi psikologi anak dan dipandu oleh bu Dita. Acara berlangsung selama 1,5 jam. Webinar ini diikuti oleh 51 peserta dari Aceh, Salatiga, Banten, Bali dan DKI Jakarta. Tema webinar khusus membahas dukungan psikologi anak selama pembelajaran di masa pandemi.
Pohon ABCDEF guru dan orangtua
Masa pandemi adalah masa sulit dalam segala hal termasuk dalam pembelajaran di sekolah. Dari bulan Maret hinga Desember 2020, kita sudah menjalani pembelajaran secara virtual. Tentunya pembelajaran jarak jauh secara virtual banyak menimbulkan tantangan pembelajaran baik dari sisi murid, orangtua dan guru seperti gambaran di bawah ini:
Kasus kesulitan pembelajaran mulai dai sisi murid:
A. Penyebab kesulitan pembelajaran selama pandemi, antara lain:
1. Durasi ketahanan belajar di depan layar selama pembelajaran. Rekomendasi WHO sesuai jenjang umur anak berusia 2-5 tahun disarankan belajar di depan layar atau menggunakan gadget tidak lebih dari 1 jam dan anak berusia > 6 tahun, disarankan belajar dengan menggunakan gadget maksimal 2 jam per hari.
2. Gaya belajar anak yang sebagian besar kinestetik atau VAKT (visual, auditory, kinestetik taktil) maksudnya adalah modalitas anak yang dominan pada kinetetik berupa aktivitas yang membutuhkan banyak gerak dan visual spasial.
3. Situasi belajar di rumah yang berbeda dengan situasi belajar di sekolah, situasi belajar di rumah yang waktunya lebih fleksibel dan kurangnya sosialisasi dengan teman sekelas tentunya akan mempengaruhi psikologi anak.
4. Relationship dengan anak. Hubungan dengan anak dan orangtua tentunya akan menjadi sangat dominan yang mempengaruhi pembelajaran jarak jauh. Orangtua dituntut untuk memiliki waktu pendampingan pembelajaran.
B. Kesulitan Belajar (Learning Difficult)
Kondisi dimana anak tidak dapat belajar dengan baik karena adanya gangguan dari faktor internal anak, baik yang berasal dari diri anak dibatasi faktor intelegensi maupun faktor eksternal anak sehingga anak tidak mampu berkembang sesuai kapasitasnya. Faktor eksternal anak bisa berupa dari lingkungan saat belajar dan cara pendampingan orangtua di rumah. Kesulitan belajar anak dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Gangguan atensi atau konsentrasi
- Gangguan kapasitas kognitif yang diukur nilai IQ dibawah atau diatas norma (91-109)
Kedua gangguan belajar tersebut tentunya membutuhkan intervensi terapi yang berbeda-beda.
C. Gangguan Belajar (Learning Disorder)
Gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan menerima, memproses, menyimpan dan menganalisa informasi. Masalah gangguan belajar anak tergambar dalam diri anak ketika pembelajaran, misalnya: anak mengalami kesulitan membaca, mengeja, menalar dsb. Tentunya perlu dilakukan penilaian lebih lanjut sebelum melakukan intervensi yang tepat.
D. Pendekatan Pembelajaran pada anak Visual
Strategi pembelajaran dengan menampilkan visual menarik anak seperti pada contoh di bawah ini:
E. Pendekatan Pembelajaran pada anak Auditori
Strategi pembelajaran dengan menampilkan bunyi berupa lagu yang menarik anak seperti pada contoh di bawah ini:
F. Pendekatan Pembelajaran pada anak Kinestetik
Strategi pembelajaran dengan menampilkan aktivitas gerak seperti contoh di bawah ini:
G. Solusi praktis menghadapi kesulitan pembelajaran selama pandemi terlampir di bawah ini:
Kita bisa berefleksi dari tabel di atas, yang mana yang sudah dan belum kita lakukan. Mencoba menghubungkan tugas dengan pengalaman anak dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal yang sangat kontekstual. Mengulang beberapa tugas utama dalam jangka waktu tertentu hingga menjadi kebiasaan yang baik. Menggunakan benda nyata yang melibatkan sensori anak untuk meraba.
Di akhir acara ada disediakan ruang tanya jawab dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Kita bertemu lagi di bulan Januari 2021, teman-teman.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam literasi digital,
Dahlia L, Silitonga
#AISEI #InspirAction #ABK #SpecialNeedStudent #KurniaMega
Comments