Natal pada Masa Pandemi

 



Foto: dokumentasi pribadi

Suasana ibadah malam natal tahun ini barangkali berbeda dengan ibadah malam natal pada tahun-tahun sebelumnya. Lantaran pandemi belum usai, kita tidak bisa lagi beribadah malam natal ramai-ramai pergi ke gereja. Pelaksanaan malam natal pada tahun 2020 dilakukan dengan dua cara, ibadah tatap muka terbatas dan live streaming "youtube" channel gereja.

Tepat malam natal, 24 Desember 2020 aku mendapatkan kesempatan melayani sebagai petugas liturgis.  Liturgi adalah istilah dari bahasa Yunani, leitorgia yang berarti kerja bersama. Pada umumnya, istilah liturgi digunakan pada tradisi kristen. Aku kebagian 2 kalimat liturgi dari kategorial gereja. Aku membaca, menghafalkan dan menghayati kalimat liturgiku:

"Di daerah itu ada tinggal gembala-gembala yang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan meliputi mereka. Mereka sangat ketakutan".

Aku tertegun membaca kalimat liturgiku. Kalimat tersebut disusun secara sistematis dan sangat jelas, ada keterangan waktu, tempat, subjek dan predikat. Benar-benar cerita yang memukau dan terjadi beribu-ribu tahun silam. Kabar gembira itu diberitakan pada gembala yang miskin dan tak dipandang. Kabar gembira kelahiran Kristus memberi sebuah harapan bagi dunia. 

Konjungsi bintang Betlehem sebagai petunjuk kelahiran Sang Terang Dunia. Tiga orang majus, kalangan orang pintar dan kaya pergi mengikutinya dan menemukan Sang Bayi Kudus tertidur di palungan pada malam sunyi senyap. Kabar gembira kelahiran Kristus diberitakan bagi semua kalangan, miskin dan kaya.

Ibadah malam natal benar-benar diikuti oleh jumlah jemaat terbatas dan sudah didaftarkan sebelumnya. Protokol kesehatan diterapkan menggunakan masker, menjaga jarak dan tempat duduk selang seling. Ada yang sangat khas pada malam natal: palungan di depan altar gereja.

Pesan natal yang disampaikan adalah terang. Karena ada terang, kita bisa melihat sesama dan lingkungan. Karena terang memberi kehidupan bagi dunia. Terang dan gelap tidak bisa berada bersama-sama, dimana ada terang, tidak ada kegelapan. Dimana ada gelap, tidak ada terang. Terang menyingkapkan segala sesuatu yang tersembunyi. Terang bermakna pembaharuan hidup dan pertobatan. Terang selalu membawa damai.

Dalam perjalananku pulang, aku memperhatikan jalanan yang sepi, mall dan toko yang bertutupan teringatlah aku akan lagu malam kudus di masa pandemi. Lagu malam kudus yang dinyanyikan benar-benar menggambarkan malam yang sunyi senyap, malam kelahiran Sang Terang Dunia.


Salam Damai,

Dahlia L. Silitonga

Comments

Siti Halimah said…
Selamat merayakan Natal mb Dahlia...
terima kasih, bu Halimah, :)
mantul bu Dahlia, bisa berbagi kebahagiaan. kebahagian sahabat juga kebahagia kita semua.
DUNIA BELAJAR said…
Selamat Natal,judul mirip,kunjungi juga blog saya ya Esa.
setuju, pak Toad, terima kasih kunjungannya, pak.
kunjungan berbalasan bu, :)

Popular posts from this blog

Tematik: Ayo, Membuat Kolase Bebek!

Mimpi Punya Laptop Asus

Amazing animals